Goresan Cerita di Mekkah dan Madinnah

Cerita ini akan menggabarkan mengenai rasa bahagia dan syukur yang amat luar biasa
untuk Tuhan saya, Allah SWT, cerita mengenai kunjungan pertama saya ke Arab Saudi, tepatnya pada bulan Februari 2018 lalu. Hal yang pertama mencuri perhatian saya saat sampai di Bandara kebanggaannya Arab Saudi yaitu King Abdul Aziz (9 jam perjalanan Jakarta – Jeddah) adalah
kotanya yang amat nyaman untuk ditinggali, sangat nyaman karena selain bersih, kotanya juga tertata dengan baik dengan dihiasi taman dan juga bangunan yang desainnya itu hampir tidak bisa di bedakan. Kemudian yang saya perhatikan tentu jalanannya.
Jalanan di sana lebar, sepi dari mobil, motor, bajaj, delaman atau kendaraan lain yang kerap kali sering kita temui di Indonesia dan kanan kirinya tandus dengan gunung-gunung berbatu
tanpa tanaman hijau sedikitpun. Mungkin karena itu juga, gedung-gedung di Mekkah dan Madinnah
semuanya seragam bentuknya, kotak, dengan jendela kecil yang banyak dan juga berwarna cokelat. 





Tetapi setelah melihat kegersangan itu, saya ingat mengenai cerita guru saya selama SMA, beliau menceritakan tentang gambaran surga yang digambarkan al-
Quran, katanya surga itu terdapat taman-taman yang sangat hijau, dengan berbagai buah, sungai yang mengalir, dan kalau kita fikir kembali ternyata itu semua Indonesia banget.
Saya selama ini baru menyadari sudah hidup di surga yang sudah Tuhan pilihkan untuk tempat tinggal saya tapi take it for granted, tak menyadari dan lupa bersyukur.
Oh iya kembali ke cerita saya selama di Mekkah dan juga Madinnah, saat itu saya amat bersyukur menjadi satu diantara milyaran manusia yang
berkesempatan untuk mengunjungi mekkah dan madinah untuk melaksanakan ibadah umroh,
dan saya juga bersyukur bahwa saya bukan hanya pergi sendiri, tapi beserta keluarga, keluarga yang sangat saya cintai dan syukuri keberadaannya. OMG ternyata memori selama disana masih terbayang jelas di ingatan.
Sebelumnya saya hanya bisa melihat Kabah di atas sajadah, tetapi pada saat itu saya bisa sholat di depan Kabahnya
langsung. Ya Allah terima kasih untuk nikmatmu yang tiada terkira.

Kemudian sebelumnnya juga melihat "Masjid Nabawi" itu hanya dari hiasan yang dijual di toko dengan hiasan lampu indah. Kini bisa berjalan melewati gerbang-gerbangnya yang begitu banyak dan luas, sampai pernah nyasar karena lupa masuk pintu no berapa, tapi untungnya dengan kemampuan bahasa inggris yang sedikit saya beranikan diri untuk bertanya dimana hotel yang saya tinggali selama di Madinah, dan Alhamdulillah drama lupa jalan bisa terlewati. Selain itu selama di Masjidil Haram dan Mesjid Nabawi saya bisa menyentuh semua tiangnya, empuk karpetnya, indah interiornya. Membuat sholat begitu khusyuk dan tentunya yang tidak bisa di lupakan yaitu bisa merasakan kelezatan iman dalam Islam, yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya.

Air mata berlinangan di pipi, hati mengucap syukur tiada henti, bisa berziarah ke makam
Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya, nah tempat itu dikenal dengan nama Taman Syurga (Raudhoh) yang masyaAllah untuk masuk kesana diperlukan perjuangan yang kalau diingat sekarang kok bisa ya sampai ke pelataran raudhoh padahal untuk masuknya perlu desak-desakan dengan orang-orang yang tubuhnya besar, yang engga mau ngalah, yang akhirnya beberapa kali ngucap istigfar karena di dorong ke kanan, ke kiri, pokonya perjuangan banget. 

Berbicara mengenai Rosulullah dan para sahabatnya, saya sangat amat bahagia bisa mengetahui perjuangan mereka yang sangat besar untuk umat islam, merekalah yang berjasa sehingga kami  umat islma bisa beribadah dengan petunjuk yang benar. Dulu mereka melakukan semuanya dengan ancaman nyawa melayang. Duh sedih nya kalau baca cerita ini..
Hidup penuh duka dan airmata. Kini kita semua tinggal memetik intisari ajarannya. Sungguh amat
berdosa bila kita menyia-nyiakan hidup dan waktu kita tanpa memikirkan pengorbanan Rasul dan
keluarganya, juga para sahabatnya yang membela Islam dengan darah dan air mata.






Begitu banyak peluang ibadah di sana:
1. Sholat di Masjidil Haram setara 100 ribu kali di tempat lain dan di Masjid Nabawi 1000
kali. Artinya sehari semalam 5 kali sholat wajib setara dengan sholat hampir 3 abad di
tempat lain. Kalikan dengan jumlah hari di sana dan juga tambahan sholat sunnah lain dan
sholat jenazah (setiap sholat wajib ada jenazah yang disholatkan bersama-sama seluruh
jamaah masjid);
2. bersedekah kepada penyapu masjidil haram atau pekerja di sana, diutamakan kepada
yang tidak meminta;
3. Membaca Al Qur’an atau mengikuti tahsin dengan imam di Masjid Nabawi
4. Berlaku santun kepada sesama jama’ah
5. Mengunjungi museum Al Qur’an bagaimana Qur’an diturunkan hingga dijilid dalam
buku dan digital hingga sekarang
6. Berziarah ke makam sahabat Rasul
7. Sholat di Masjid Quba, masjid pertama Rasul, yang pahalanya senilai umroh


Ya Allah terima kasih untuk kesempatannya saya dan keluarga bisa melaksanakan Ibadah ini, semoga teman-teman pembaca bisa segera di undang ke sana. Nantikan cerita mengenai pengalaman saya lainnya di postingan berikutnya.

Komentar